Tarif Promo Operator Menggiurkan Namun Kurang Berkualitas

Sunday, November 30, 2008


Tarif promosi seluler yang ditawarkan operator cukup murah memberikan dampak yang signifikan pada beragam aspek. Sebagian masyarakat merasakan biaya berseluler mereka bisa lebih ringan dengan maraknya tawaran tarif murah yang ditawarkan operator. Namun tak jarang yang mengeluhkan tak terjaminnya komunikasi mereka akibat menurunnya kinerja jaringan operator. Sering kita alami, pengiriman SMS memakan waktu hingga beberapa jam untuk sampai ke nomor tujuan, pembicaraan yang terputus di tengah jalan (drop call ), atau sulitnya menghubungi nomor tertentu pada jam-jam tertentu, terutama antar operator. Akhirnya tanpa kita sadari hal-hal ini akan menurunkan produktivitas kerja kita sehari-hari.

Di dalam kondisi persaingan tarif/harga seluler seperti saat ini, yang sudah mencapai tarif gratis, maka persaingan ini sudah tidak sehat lagi. Persaingan yang diadakan agar tetap menguntungkan, tetapi menjadi kompetitif jika dibandingkan negara lainnya.

Untuk melindungi investasi para operator GSM, sudah saatnya pemerintah dalam hal ini Badan Regulasi (Regulator) untuk menentukan tarif minimum seluler di setiap regional yang mungkin bisa berbeda-beda. Lainnya, alangkah baiknya jika dilakukan merger. 11 operator untuk 230 juta penduduk Indonesia rasanya sudah terlalu sesak. Mungkin kita hanya butuh 5 operator seluler saja.

Perbandingan Symbian UIQ dan Windows Mobile

Tuesday, November 25, 2008

Symbian UIQ sejak tahun 2002 diperkenalkan oleh Sony Ericsson pada ponsel-ponsel bisnisnya. Ponsel-ponsel bisnis ini menggunakan sistem operasi yang spesifik yakni UIQ, hasil modifikasi Symbian OS dengan beberapa penambahan di sisi interface. Sedangkan Windows Mobile, umumnya dipakai pada perangkat PocketPC.

Dua OS ini memiliki kelebihan masing-masing, diantaranya adalah

Symbian UIQ
  • Sudah mulai stabil (terutama di versi terakhir UIQ 3)
  • Konsumsi daya yang rendah (lebih rendah terutama dibandingkan dengan Windows Mobile)
  • Dukungan multimedia
  • Kompatibiltas dengan fitur office menggunakan aplikasi pihak ketiga
Windows Mobile
  • Stabil dan cepat (terutama di versi akhir WM6.0)
  • Managemen memori
  • Fungsi email exchange (push mail/HTML -Mail mampu mendekati fungsi sama dengan Blackberry)
  • Mudah penggunaannya
  • Kompatibilitas tinggi untuk Desktop
  • Kompatibilitas dengan fitur office

Kualitas Program S2 Dalam Negeri

Wednesday, November 19, 2008

Kualitas mutu lulusan perguruan tinggi (PT) sedang menjadi sorotan. Hal yang paling absurd, lulusan PT kurang profesional sehingga tidak mudah langsung beradaptasi di dunia kerja. Akibatnya, peningkatan lulusan PT yang menganggur semakin signifikan setiap tahun.

Kesulitan mencari pekerjaan, mereka melanjutkan studi ke program magister (S2) atau pasca sarjana. Alhasil, kelak lulusan magister pun akan melonjak. Ironisnya, pasar dunia kerja kadang tidak menetapkan standar gaji mereka, akhirnya mereka menjadi penganggur pula.

Oleh karena itu, perlu sebuah regulasi demi jaminan mutu lulusan seiring larisnya program magister (S2). Pasalnya, banyak PT swasta yang memiliki jumlah sarjana S2 lebih banyak ketimbang jumlah lulusan S1.

Tidak mengherankan, banyak lulusan S2 yang masih muda. Namun, apakah mereka sanggup menanggung beban tanggung jawab tugas sesuai klasifikasi ijazah/sertifikat pendidikan yang didapat? Perlu pemikiran bersama demi menjaga kualitas mutu pendidikan.

Maraknya Operasi Preman

POLRI saat ini sedang memperluas wilayah cakupan operasi preman di semua wilayah kepolisian daerah di Indonesia. Operasi tersebut dalam rangka memerangi kejahatan di jalan yang cenderung kian marak. Namun, di sisi lain, operasi semacam itu dinilai hanya mengatasi gejala, bukan akar penyebab dari premanisme.

Premanisme hanya lebih merupakan fenomena sosial ketimbang kejahatan, premanisme seharusnya tidak hanya ditangani polisi, tetapi juga institusi negara lain yang terkait. Terlebih, penyebab premanisme itu salah satunya adalah penganggur. Operasi semacam itu lebih hanya pada operasi Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat)ketimbang operasi penegakan hukum. Operasi itu hanya mengatasi symptom bukan causa (penyebab).

Mungkin operasi preman hanya shock therapy (terapi kejut) menjelang pemilu nanti atau strategi yang mudah dalam pewajaran pencitraan polisi.