Songsong Tahun Baru 2009

Wednesday, December 31, 2008


Tahun 2008 ini sudah mulai akan berakhir. Banyak rencana yang tak terselesaikan padahal sudah diagendakan seperti biasa pada awal-awal tahun. Kegagalan memberi pelajaran berharga bahwa waktu adalah guru paling penting dalam menjalani hidup ini.
12 bulan kita ditempa berbagai ujian di batin dan pikiran. Hidup perlu direncanakan, akan tetapi rencana tanpa strategi tidak ada artinya. Strategi tanpa motivasi juga tidak akan berjalan.

Semangat dan tekad untuk ingin selalu maju dalam berbagai waktu diperlukan. Jangan semangat tumbuh hanya di awal-awal tahun, pertengahan berikutnya meredup seperti lilin yang meleleh. Biarlah kenangan buruk di tahun 2008 dilupakan. Ambil hikmah dibalik semua kejadian. Kita bisa sukses jika dalam menyikapi segala hal selalu dengan sikap bijak dan positif.

Tahun 2009 segera datang, kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di tahun tersebut. Jangan pesimis dengan masa depan kita. Bagai matahari yang selalu bersinar di pagi hari, pasti lah ada hari esok yang cerah buat kita. Awan mendung tak berarti hujan, semua pasti ada kemungkinan buat kemajuan diri kita. Cita-cita dan harapan pasti akan dapat kita temui walau kita mesti sabar untuk menunggu. Ingat! Jangan hanya menunggu saja, lakukan apa yang bisa kita perbuat untuk pencerahan diri kita.

Selamat tinggal tahun 2008, tahun indah, tahun pedih, dan tahun krisis. Selamat datang tahun 2009. Semoga tahun ini, kita diberkahi oleh Yang Maha Kuasa kita sukses dalam segala hal. Segala yang direncanakan dapat berjalan lancar, segala halangan dan rintangan dapat terlewati tanpa meruntuhkan pikiran dan fisik kita menjadi lemah. Semoga tahun 2009 ini, menjadi tahun kesuksesan buat diri kita. Happy New Year

Teror Penelpon Iseng


Semakin mudah dan murahnya mendapatkan handphone (HP), menjadikan komunikasi antar individu menjadi lancar. Tumbuhnya beberapa operator seluler di negeri kita menandakan sebagian masyarakat Indonesia memiliki HP. Ketatnya persaingan di antara operator seluler menjadikan perang tarif dan promo. Sayangnya dengan adanya tarif murah sebagai usaha meraih pelanggan sebanyak-banyaknya tumbuh efek negatif.

Sebagai contoh ada sebuah operator yang menawarkan telpon gratis pada tengah malam, menimbulkan sebuah budaya yang kurang dianggap baik. Banyak para orang-orang iseng menelpon pada jam-jam tersebut dengan cara ada yang terus-terusan miskol tanpa kita ketahui nomernya siapa (private number), juga kadang muncul nomer-nomer asing masuk HP kita secara terang-terangan. Tindakan orang-orang iseng ini sungguh keterlaluan. Hampir dapat diperkirakan mereka rata-rata cowok yang suka begadang malam, mungkin secara acak menelpon berharap yang angkat cewek. Diperkirakan juga tidak hanya cowok saja yang suka iseng, cewek juga ada. Cuma cara dalam menelpon ke nomer kita cewek rada sopan dikit tapi tetap kelihatan bandel. Kita tidak mengangkat telpon, tetap saja ngotot miskol. Mereka berharap kita meresponnya.

Tidak hanya dalam telpon gratis, kadang juga dijumpai mereka memakai media SMS. Tarif SMS sekarang yang murah (RP.150) menjadikan kita menerima pesan SMS dari nomer-nomer asing yang kita sendiri tidak tahu apa maksud pesannya. Bila kita balas mereka pura-pura minta maaf salah kirim yang ujung-ujungnya minta kenalan bisa juga menipu kita dengan pura-pura kita mendapatkan hadiah. Saya sendiri pernah jadi korban mereka-mereka yang suka iseng. Kebetulan dari mereka aku mendapat kenalan tiga orang cewek. Mereka di HP bilangnya ciri-cirinya menarik dan modis, ternyata setelah berjumpa lain di mulut lain di mata. Jadi buat Anda yang sedang mengalami teror penelpon iseng ada baiknya jangan terlalu serius menanggapi mereka.

Di sini butuh sikap ketegasan kita dalam menghadapi mereka penelpon-penelpon iseng. Kita tidak usah meladeni nomer-nomer asing yang masuk baik yang di hidden number ataupun terang-terangan diperlihatkan. Bila perlu belilah HP yang punya fitur blacklist kalau tidak cukup di silent saja bila malam mau tidur biar istirahat malam kita tidak terganggu.

Sampah Visual Di Ruang Publik

Sunday, December 14, 2008


Pemilu baru akan berlangsung tahun 2009 nanti. Meski demikian, sekarang kita telah diserbu berbagai poster, spanduk, dan baliho para caleg yang memasuki sudut-sudut kota. Atribut kampanye yang nyaris seragam itu kian mengurung warga kota. Tak hanya di jalan umum yang ramai, tetapi juga merasuki sudut-sudut gang. Gambar-gambar itu ditempelkan begitu saja di tembok terbuka, ditancapkan di batang pohon, atau di depan rumah warga.

Mereka sadar, dalam sistem pemilu legislatif yang relatif langsung sekarang (beberapa partai menetapkan suara terbanyak yang akan dipilih), tak ada jalan lain bagi caleg, kecuali berkampanye untuk diri sendiri. Simbol-simbol seperti pemakaian peci hitam, wajah cerah, dan senyum, dianggap penting untuk meningkatkan citra diri sebagai caleg di mata calon pemilih.

Hampir sama poster, baliho atau spanduk yang memajang tampang para caleg itu masih sebatas hanya pengumuman bahwa yang bersangkutan memperebutkan kursi legislatif. Strategi komunikasi visual semacam ini belum mencapai tahap iklan, apalagi membangun public relations. Foto diri para caleg dengan pose monoton itu lebih mencerminkan citra diri wajah caleg yang miskin kreativitas. Citra diri yang sejati seharusnya dibuktikan lewat perilaku, pola pikir dan kinerja nyata tak dihadirkan ke permukaan. Jadi, kebanyakan poster, baliho dan spanduk para caleg itu sudah menjadi sampah visual yang membuat tata ruang kota menjadi tak indah lagi.

Masalah Tenaga kerja di Indonesia

Saturday, December 13, 2008


Ketimpangan ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja, salah satunya didorong oleh masih relatif tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia sebelum tahun 1990 yang mencapai 2 persen per tahun. Implikasinya adalah meningkatnya penduduk berusia di atas 15 tahun, yang merupakan angkatan kerja saat ini. Peningkatan tersebut tidak dapat diimbangi oleh peningkatan penyediaan lapangan kerja. Meskipun pertumbuhan ekonomi dapat dipacu hingga di atas 5 persen per tahun, penyerapan tenaga kerja baru masih lebih rendah dibandingkan peningkatan angkatan kerja.

Ada dua indikasi yang menjadi masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang terlihat :

Pertama, pengusaha justru mencari tenaga kerja yang berpendidikan menengah rendah. Selain itu untuk menekan biaya, mereka hanya memerlukan tenaga kerja terampil bukan terdidik, mereka merekrut tenaga kerja berpendidikan menengah rendah dan kemudian melatihnya. Pengusaha memperoleh dua keuntungan sekaligus, memperoleh tenaga kerja yang terampil sekaligus murah.

Kedua, semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena upah yang ditawarkan oleh penyedia kerja lebih rendah daripada yang mereka harapkan. Mereka inilah yang disebut sebagai pengangguran sukarela.

Dampak Perubahan Iklim

Monday, December 01, 2008


Sektor pertanian sangat dirugikan oleh perubahan iklim. Itu bisa dilihat dari semakin seringnya bencana banjir dan kekeringan yang melanda daerah penghasil padi seperti di Jawa, Lampung dan Sulsel. Banjir dan kekeringan merupakan salah satu indikator perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi ketika ada perubahan dari pola iklim lama ke pola iklim yang baru untuk jangka waktu yang lama. Perubahan iklim terjadi antara lain karena jumlah karbondioksida yang dilepaskan ke udara makin bertambah dari tahun ke tahun. Akumulasi karbondioksida membuat suhu di permukaan bumi meningkat. Kenaikan suhu itu merangsang pemanasan air laut yang menimbulkan perbedaan tekanan udara. Salah satu akibatnya adalah pergeseran musim.

Biasanya dalam setahun Indonesia hanya mengalami dua musim, hujan dan kemarau. Tapi pada tahun ini kita mengalami dua kali musim hujan dan dua kali musim kemarau. Petani sangat dirugikan oleh perubahan musim tersebut, dan peralihan dari satu musim ke musim lain menjadi lebih cepat. Meski kuantitas curah hujan tinggi tetapi durasinya pendek, volume air yang jatuh menjadi lebih banyak sehingga menimbulkan banjir. Petani yang memakai pola tanam mengikuti pergantian dua musim akan rugi, karena lahannya terkena banjir.