Keberuntungan Tanpa Kualitas dari KANGEN Band

Tuesday, May 15, 2007


Ada pertanyaan besar di ranah musik Indonesia. Musik Indonesia berkembang jauh, jalan di tempat atau malah mundur jauh sebenarnya? Kalau itu kita tanyakan pada musisi-musisi yang namanya sering mengisi pelataran musik Indonesia, pasti akan menjawab musik Indonesia sudah jauh berkembang. Secara skill mungkin.

Sayangnya, kadang-kadang kita "dikacaukan" dengan ritme-ritme musikal yang membuat kita terperangah dan nyungsep ke deret terbawah. Pasalnya, tiba-tiba muncul penyanyi, band atau lagu yang secara kualitas lirik dan musikalitasnya, jauh di atas rata-rata. Anehnya, band-band seperti ini sukses.

Usai 'caci-maki' kepada radja yang dianggap merusak gendang telinga penikmat musik di Indonesia, kini masyarakat disodorkan nama baru yang awalnya sudah menuai protes, caci maki dan sumpah serapah. Namanya KANGEN BAND. Mengapa sumpah serapah itu bermunculan? KANGEN Band dianggap memundurkan musikalitas musik Indonesia. KANGEN Band dianggap hanya bermodal keberuntungan? Benarkah? Coba kita simak kekuatan dan kelemahan band yang berasal dari Lampung ini.

Di awal kita bedah track 'Selingkuh' yang ada di album perdana mereka TENTANG AKU, KAU & DIA. Jujur saja, lagu ini sama sekali tidak punya skill musikalitas yang tinggi. Tampaknya KANGEN Band menciptakan lagu ini lantaran tema inilah yang paling gampang dan jualan di pasar. Sayangnya, lagu ini terdengar seperti band-band 17-an saja. Tidak ada sense of art, tidak ada keindahan aransemen. Seperti orang yang belajar ngeband di studio-studio pinggir jalan. Semuanya datar. Sayangnya, mau tidak mau penulis harus katakan, mereka jujur menuliskan lirik dan lagunya.

Kemudian perhatikan track 'Usai Sudah'. KANGEN Band tidak memberikan pilihan kepada kita penikmat musik untuk istirahat dari "siksaan" lagu pop yang menggelikan. KANGEN Band benar-benar menjejalkan lagu-lagu yang simpel, sederhana, tidak neko-nek, dan sangat miskin aransemen. Tapi 'anehnya' lagu-lagu model tiga-empat kord inilah yang biasanya disukai.

Lalu apakah KANGEN Band demikian "hina-dinanya" sehingga tak layak mendapat kesempatan berkibar di blantika musik Indonesia? Mungkin akan lebih bijak kalau kita lihat proses mereka bermusik. Personilnya adalah "golongan marginal" yang mencoba memperbaiki nasib dengan bersenang-senang main musik. Misinya simpel, menghibur. Tidak peduli apakah lagunya itu membuat kuping "berdarah-darah" atau tidak. Dan sukses yang mereka raih sekarang, diakui personilnya cukup mengagetkan juga.

Dari sisi musikalitas, KANGEN Band memang membawa kita "mundur" ke era 80-an, zaman-zaman lagu menye-menye Obbie Mesackh [dan JK Record]. Beberapa riff-riif gitarnya, jelas-jelas mengingatkan kita pada era zaman Harmoko -- Menteri Penerangan waktu itu-- melontarkan ancaman melarang lagu-lagu yang tidak membangun itu.

Dari sudut keberuntungan, KANGEN Band memang sedang beruntung. Dan keberuntungan itu tidak peduli dengan musikalitas garing, tampang tidak menjual atau lirik menye-menye. Album perdana KANGEN Band ini, tidak bisa dibilang bagus secara kualitas, tapi album yang beruntung saja. Sayangnya, keberuntungan tak selalu berbanding lurus dengan kualitas. [joko/TEMBANG.com]

2 comments

Putirenobaiak said...

sebenarnya apa sih yg menentukan musik itu berkualitas ato enggak? soale aku awan soal music, pokoknya yg enak didengar, aku anggap bagus hehehe...:)
tp kangen ini aku blm pernah denger, maklum aku org utan

9:51 AM
De La Sevilla said...

maklumlah, emang band 17an..
benr2 bikin GA kangen.. hehehe

5:45 PM